Jumat, 14 Agustus 2015

Untuk Beliau Yang Tercinta

Assalamu'alaikum semuaaaaa 😁😄
Pagi itu seperti biasa, selepas solat subuh beliau disibukkan menyiapkan bekal untuk anak sulung tercintanya. Memasak nasi beserta lauknya dibarengi dengan mencuci piring gelas dan perabot rumah yang Kotor. Sekitar pukul 7 pagi kurang beliau membangunkan si anak sulung agar tidak terlambat bekerja. Entah mengapa si ibu selalu meladeni anak sulungnya selayaknya anak kecil, padahal usia anak sulungnya sudah bisa dikatakan lebih dari dewasa. Beberapa hari sebelumnya sang suami hanya terbaring di kasurnya karena sedang tidak begitu sehat. Setiap pagi beliau dan suaminya bergantian membangunkan si sulung seperti biasa. Entah mengapa beliau lebih memilih membangunkannya dengan teriakan2 memanggil dibanding menghampiri si sulung sambil menggoyang2kan badannya supaya segera terbangun. Kadang teriakannya mengganggu anak kedua dan si bungsu. Namun apa boleh buat, itu seperti sudah semacam tradisi di keluarga itu.
Suatu pagi si ibu seperti biasa membangunkan si sulung dengan teriakan, cepat Bangun, mau kerja gak? Dengan Nada yang tinggi, mungkin ini dikarenakan faktor kelelahan yang beliau rasa, belum lagi suami nya sedang tidak begitu sehat. Lalu si sulung menjawab dgn nada begitu keras, mah ga  usah teriak2 tiap pagi bisa kali ! Ini juga udah Bangun Dr tadi. Si ibu menjawab, kalau sudahh bangun kenapa masih tidur2an dikasur terus dari tadi. Setelah itu keadaan cukup hening. Anak kedua memandangi si ibu yang sedang sarapan dengan sepiring kecil nasi, hidungnya sudah mulai memerah tanda dia akan menangis, sambil pura2 tidur didekat si ibu, si anak kedua terus memandangi si ibu yang berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya. Tak berapa lama si ibu segera masuk ke dalam kamar membawa piring kecilnya melanjutkan sarapan sambil menangis disana. 


Anak kedua hanya terdiam membiarkan ibunya menangis didalam karena dia tau sang ibu butuh waktu tuk meluapkan kesedihannya sendiri, begitupun si anak kedua yang berusaha menahan kekesalan dan air mata melihat si ibu. Mengapakah si sulung berani sekali membentak sang ibu begitu keras ? Apakah dia pikir dia sudah dapat membahagiakan ibunya? Sudah bisa membiayai hidup ibunya? Bahkan untuk sekedar mencium Tangan sang ibu sebelum pergi kerja saja tak pernah di lakukan ! Dimana rasa hormatmu sebagai anak? Wanita yang kau sebut pacar itu lebih kau agungkan dari segalanya, bahkan sang ibu tak kau agungkan lebih dari nya. Wanita itu kau perlakukan dengan lembut penuh kasih sayang, tak boleh ada yang menyinggungnya, tak boleh ada yang mengganggu ataupun membuat kebisingan sedikitpun saat si sulung bertelpon ria dengan wanita itu. Lalu bagaimana nasib wanita mulia yang selalu mencurahkan kasih sayangnya utk mu? Apa pernah kau perlakukan semulia wanita idaman mu itu? Siapa yang memeluk si sulung saat sakit? Bukankah ibumu? Siapa yg rela meluangkan begitu banyak waktu dan materi untuk mu sulung? Siapa yang mati2an membesarkan mu, mengurusmu sampai se-dewasa ini. Siapa yang rela mengorbankan segalanya utk mu sulung !
Si anak kedua dan si sulung kini sudah dewasa, semoga bisa selalu saling mengingatkan pada jalan yang lurus, mengingatkan apabila lalai, menyakiti IBU, sang pejuang tiada henti demi keluarganya, tulang punggung yang mengerjakan semuanya sendiri, tulang punggung yang ketika beliau merasa lelah jarang kau sentuh tuk sedikit menghilangkan sedikit rasa lelahnya. Tulang punggung yang selalu menyembunyikan segala rasa sakit dihatinya sendirian, tulang punggung yang malu menangis dihadapan anak2nya, tulang punggung yang menangis dikeheningan malam dihapanNya. Semoga si anak kedua dan si sulung bisa lebih menghormati, mencintai, menyayangi, memprioritaskan, Malayani, mengorbankan apapun utk membahagiakan engkau kelak. Semoga si anak kedua Dan si sulung dijadikan anak yang soleh solehah karena jika seorang manusia mati, terputus darinya amalnya kecuali 3 perkara: sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat Dan do'a anak soleh padanya. Semoga anak anak nya kelak dapat menjadi bekal terbaik utk si ibu menuju syurgaNya. Amin
Semoga secuil tulisan sederhana ini menginspirasi kita semua. Mari belajar mencintai org yg mencintai kita dgn tulus sebelum mencintai orang asing yang baru masuk dalam kehidupan kita.
Mohon maaf apabila terletak kemiripan cerita, hanya sekedar menjadikan sebuah pelajaran bagi kita semua sebelum semuanya menjadi terlambat. Semoga pembaca semua mendapat hidayah, inayah serta pembelajaran dari kisah ini. Barakallah
Wassalamu'alaikum
With love.
Dedicated for my 💜 SN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar